Rabu, 07 September 2016

Di Upgrade, Rudal HQ-16 Kini Bisa Capai 70 Km

Beijing telah menciptakan varian rudal jarak jauh dari sistem rudal darat ke udara HQ-16 sebagai bagian dari upgrade yang signifikan.

Varian baru yang sejumlah pihak menyebutnya dengan HQ-16B tampaknya memiliki motor roket ditingkatkan dan sayap yang direvisi. Menurut sumber yang dikutip IHS Jane Rabu 7 September 2016 upgrade ini meningkatkan jangkauan rudal menjadi 70 km dari varian asli HQ-16 yang hanya 40 km.
Pada akhir September tahun 2011 media China resmi melaporkan bahwa HQ-16 yang dibangun China dan Rusia telah selesai dan rudal telah mencapai kemampuan operasional dalam Angkatan Darat China. Pembangunan rudal ini di Cina dimulai pada awal tahun 2005.
HQ-16 mirip dengan seri 9M38E yang dibangun Almaz-Antey Shtil yang dibeli untuk digunakan pada kapal kelas Sovremenny (Project 956E / 956EM) dan kapal perusak Type 052B China.
Tapi HQ-16 juga tampaknya memiliki beberapa aspek dari peluncuran vertikal 9M317M  yang tidak diberikan ke China. Dalam angkatan laut, HQ-16 dikenal sebagai HHQ-16 (Red Sea-16). HQ-16 ini juga disebut sebagai HQ-16A.
Almaz-Antey dilaporkan menyediakan teknologi rudal untuk membantu pembangunan HQ-16 China itu, seperti yang terjadi dengan sistem SAM HQ-9, yang menjadi analog S-300 Almaz-Antey. HQ-16 dilaporkan telah dikirim ke Daerah Militer Shenyang.
China telah mengalami peningkatan pesat dalam kemampuan militer selama beberapa tahun terakhir. Hal ini didorong oleh kebutuhan untuk melawan agresi dari AS dan sekutu Pasifik.
“Arsenal rudal balistik dan jelajah Beijing telah berkembang terus selama beberapa dekade dengan menerjunkan sistem baru rentang  pendek, menengah dan antarbenua,” tulis Bill Gertz di Asia Times.
China juga memiliki sejumlah rudal jelajah jarak jauh yang mampu membawa muatan nuklir atau konvensional.
China terus meningkatkan kemampuan rudalnya di tengah konflik dan ketegangan di Laut China  Selatan, Laut China Timur dan Semenanjug Korea. Salah satu perhatian utama China adalah rencana Amerika Serikat untuk menggunakan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke semenanjung Korea.
Meski Washington dan Seoul meyakinkan sistem itu untuk melawan ancaman dari Korea Utara, tetapi China dan juga Rusia tetap ngotot bahwa THAAD juga akan mengancam mereka karena memungkinkan untuk menyerang daratan China.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar