Kamis, 25 Agustus 2016

Perang Dingin Baru: China-AS Siapkan Perang Rudal

Sebagai tanda-tanda Perang Dingin baru, China sedang membangun gudang rudal baik ofensif dan defensif untuk mempersiapkan konflik dengan Amerika Serikat.


Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan antara kedua negara telah mencapai tingkat baru.
Di Laut China Selatan, Beijing dan Washington berselisih atas konstruksi pulau buatan dan rencana  China membuat zona pertahanan udara. Sementara di Laut China Timur Tokyo dan Beijing berselisih atas kepulauan Senkaku.
Dalam tulisan di Asia Times, Bill Gertz menunjukkan bahwa China telah menimbun persenjataan rudal dalam setahun terakhir karena khawatir dengan agresi Amerika.
“Arsenal rudal balistik dan jelajah Beijing terus berkembang selama beberapa dekade dengan sistem baru diterjunkan dalam berbagai rentang dari jarak pendek, menengah hingga antarbenua,” tulis Gertz.
“Beberapa rudal jelajah jarak jauh, mampu membawa muatan nuklir atau konvensional juga dikerahkan.”
Selain itu, Beijing terus mengembangkan rudal hipersonik, kendaraan peluncur DF-ZF yang akan naik ke atas atmosfer bumi dalam untuk memotong sistem pertahanan anti-rudal.
Rencana Amerika Serikat untuk menggelar sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di semenanjung Korea, disebut ditujukan untuk menghalangi agresi Korea Utara, tetapi hal ini telah memaksa Beijing memperkuat pertahanan rudal sendiri.
“Untuk mengembangkan kemampuan pertahanan rudal yang diperlukan bagi China untuk menjaga keamanan nasional dan meningkatkan kemampuan pertahanan. Hal ini tidak menargetkan negara lain atau target tertentu, juga tidak membahayakan keseimbangan strategis internasional,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Yang Yujun kepada wartawan bulan lalu.
“Kami akan memperhatikan tindakan yang relevan dari AS dan [Korea Selatan] dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan strategis nasional serta keseimbangan strategis regional.”
Pada masa lalu perkembangan China dilakukan secara rahasia, sekarang Beijing sekarang menjadi lebih terbuka dengan kemampuan rudalnya. Hal ini kemungkinan disengaja untuk memberi tahu negara lain tentang kekuatan yang mereka miliki.
“Penelitian dan pengembangan kendaraan hypersonic juga menantang perencanaan Amerika . Kemampuan untuk menemukan, memperbaiki dan melacak  jenis kemampuan yang menjadi semakin sulit. Kendaraan hypersonic dapat mempersulit penginderaan dan pendekatan pertahanan kami,” kata kepala Komando Strategis AS Laksamana. Cecil Haney baru-baru ini.
“Kami harus berpikir tentang hal itu dan melihat dengan cara yang berbeda sehingga, sekali lagi, kita memaksimalkan penginderaan untuk dapat memahami apa sebenarnya yang terjadi kemudian dapat melihat bagaimana kita mengatasinya.”

Menurut sebuah laporan di China Military Online, eskalasi antara dua negara adidaya akan tak terelakkan.
“Masalahnya bukan apakah perang akan pecah, tapi tugas kami adalah untuk mengembangkan ‘kartu truf’ untuk senjata China sebelum perang.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar